Sabtu, 18 Juli 2015
Gue dan keluarga besar gue berangkat dari Garut ke Jogja sekitar pukul 10 pagi. Tidak yang seperti gue bayangkan, ternyata macet banget! Sekitar jam 12 kita baru keluar dari Tasikmalaya. Pukul 9 malam, kami sedang bermacet-macet ria di Gombong, 136 km lagi menuju Jogja.
Minggu, 19 Juli 2015
Pukul 3 pagi, kami baru sampai di Jogja. Sebelumnya, kita udah booking hotel di bxxxxxg.com dan ternyata bokap gue gak buka email dan ternyata di cancel oleh pihak hotel.. jadi jam 3 pagi kami masih berkeliaran mencari hotel, di sini kami merasakan sunyinya Jogja.
Sesampainya di hotel, kami langsung rebahan. Kami menginap di hotel sekelas 'hotel melati' namun, rate yang ditawarkan cukup mahal. Rp500.000 dengan extra bed dan sarapan. Sejujurnya, gue kurang puas dengan fasilitas dan pelayanannya. Tidak ada air panas, tidak dapat sabun, sarapan nasi bungkus yang ga enak... oke abaikan.
Tujuan pertama kami adalah Keraton Jogjakarta. Jogja yang tadi subuh masih sunyi, sekarang terlihat seperti Jakarta, macet di mana-mana. Pukul 11 pagi kami sudah ada di Keraton Jogjakarta. Tiket masuk untuk wisatawan local Rp7.000 dan untuk turis asing Rp12.500 (Sumber: http://jogjaholidays.com/article/130359/harga-tiket-masuk-kraton-yogyakarta.html ). Sekedar berfoto dan melihat barang-barang bersejarah. Lokasi cukup luas dan puas sekali dengan Keraton Jogjakarta ini dan banyak dijumpai bule-bule. Seturunnya kami dari mobil, kami langsung membeli kacamata hitam. Kenapa? Karena panas buaaaangeeeet! Gue saranin bawa kacamata hitam ya. Di luar keraton banyak sekali pedagang. Ada yang berjualan makanan (bakso, gudeg, dll), kaos khas, tas, sepatu, topi, dawet, dll. Di sana gue beli topi macam noni Belanda buat di Prambanan dan juga dawet yang enak bangeeet!
((sebenarnya gak boleh duduk, jangan ditiru))
Sekitar pukul 12 kami keluar dari Keraton dan mencari makan, rencananya gue mau makan gudeg khas Jogja tapi kok nemu pada tutup semua? Akhirnya kita makan Soto Pak Ismo di Jalan Wates. Kita menuju tempat liburan yang lagi hits, Kalibiru. Dari Keraton ke Kalibiru tidak terlalu jauh namun tidak dekat juga, pemandangan yang sangat sulit didapatkan di Jakarta bias didapatkan di sepanjang perjalanan. Ternyata jalan menuju ke Kalibiru nanjak dan saat itu macet bangeeeeet.
saat kena macet
Karena sepertinya tak ada tanda-tanda mobil jalan, akhirnya gue, nyokap, dan saudara gue memutuskan untuk naik ojek dari pihak pengelola. Dengan jarak kurang lebih 1.5 km seharga Rp25.000. Ternyata jalannya sangat menegangkan banget! Gue udah niat banget ke Kalibiru untuk naik flying fox tapi sayang banget, gue datang sekitar pukul setengah 4 dan antrian flying fox masih panjang dan udah gak boleh daftar lagi huhu sedih banget, padahal menurut gue untuk naik flying fox cukup murah yaitu Rp35.000. Suasana Kalibiru saat itu sangat ramai, untuk fotopun sulit dan muka gue udah bête banget gak bias naik flying fox HAHA. Tapi puas banget sama pemandangan yang bias dilihat, KEREN BANGET. Disana juga ada yang menjual makanan hangat seperti mie instant dengan view yang memanjakan banget! Tapi, sulit sekali mencari sinyal, gue saranin siap banyak pulsa aja ya soalnya jangan harap dapat sinyal internet! Tidak banyak foto gue di Kalibiru karena penuh sesak dengan banyak orang, huft. Buat yang mau foto di tempat 'khas'nya Kalibiru, bias dengan naik flying fox dan bias dengan bayar lalu naik tangga di tempat yang disediakan.
Gak kesampean foto di sini karena ramai banget! (Tempat khasnya Kalibiru)
Sebenarnya, tujuan gue selanjutnya adalah Candi Prambanan, namun hari sudah menjelang malam jadi kita memutuskan untuk makan di Pizza Hut (jauh-jauh ke Jogja malah makan Pizza Hut, hehe). Gue suka banget sama desain dari Pizza Hut ini karena classy vintage sekali! Selesai makan, rencananya kami mau ke Tugu dan Malioboro tetapiiiii macetnya gak bias ditahan! Meski kita pakai Google Maps dengan no traffic (karena lampu merah di Jogja itu cepet banget dan macetnya bias panjaaaaang banget) tetap saja macetnya ada bahkan di jalan sekecil apapun. Akhirnya kita langsung ke hotel yang sudah kita book.
Jujur saja, gue puas banget sama hotel yang udah gue book ini, The Alana Hotel. Hotelnya lagi mahal soalnya lebaran, Rp899.000 (via Agoda) tapi puas sekali! Kali ini, gue sekamar dengan saudara gue. Yang bikin pewe adalah kamar mandinya kaca semua jadi orang yang lagi tiduran bias ngeliat orang mandi! Kece abis! Pelayanannya juga bagus banget, awal masuk dapat welcome drink yang ga enak HEHE. Wi-Finya juga kenceng banget jadi mager ngapa-ngapain. Dan lagi hoki kali ya dapat kamar yang viewnya kolam renang dan hari itu sedang ada acara di kolam renang jadi ada live music gitu. Hotel berbintang 4 dengan sarapan yang lengkap meski kola renangnya kurang besar sih.. Tapi memuaskan sekali! Lokasinya juga cukup memadai dan dekat Hyatt Regency Hotel.
Senin, 20 Juli 2015
Keesokan harinya kami sudah bertujuan ke Candi Prambanan dan Candi Ratu Boko setelah itu lanjut ke Candi Borobudur lalu pulang ke Jakarta, namun kami kembali terkena macet panjang dari Jogja sehingga kami baru sampai di Prambanan sekitar pukul 12 dan tidak jadi ke Candi Borobudur. Prambanan macam lautan manusia, masuk kami membeli tiket paket Candi Prambanan dan Candi Ratu Boko seharga Rp50.000. Ternyata, antrian untuk ke Candi Ratu Boko (menggunakan bus) cukup panjang, jadi sekitar pukul setengah 2 kami baru berangkat dari Candi Prambanan.
Perjalanan dari Candi Prambanan ke Candi Roto Boko kurang lebih 30 menit, sesampainya di Keraton Ratu Boko kami sekeluarga langsung makan di salah satu restoran, harganya menurut gue cukup memuaskan, contohnya gue pesen nasi goreng seharga Rp25.000 dengan telur ceplok dan ayam goreng. View dari restoran ini bagus juga! Selesai makan, kami langsung menuju Candi Ratu Boko dan puanaaaassssnya gak bisa ditahan, akhirnya kita hanya berfoto-foto sebentar. Menunggu bus dari Candi Prambanan ternyata cukup lama (kurang lebih 1 setengah jam). Sekitar pukul 5 sore kami baru sampai di Candi Prambanan. Gue yang awalnya bête karena menunggu bus terlalu lama, jadi ga bête sejak bisa kekejar matahari terbenam di Prambanan! Senang betul.
Selesai dari Candi Prambanan kami berniat untuk langsung kembali ke Jakarta, namun kami terkena macet yang cukup parah yang akhirnya kami memutuskan untuk menginap di hotel 'kelas melati' lagi di Boyolali. Kali ini, cukup memuaskan karena kamarnya cukup luas dan sarapan paginya enak bangeeet dan sepuasnya!
Sekian yang dapat gue sampaikan dari liburan gue di Jogjakarta, mohon maaf bila ada tutur kata yang kurang sopan. Terima kasih.